Realistis? Idealis?
"Aku ingin begini, aku ingin begitu. Ingin ingin ingin itu banyak sekali"
- Doraemon's theme song
Ketika dihadapkan pilihan bahwasanya diberi 'anugerah' menjadi seorang yang banyak maunya dan menyadari bahwa dirimu lack of confindece buat making decision. Alhasil jadilah mikir mikir yang looping terus, sampai pada akhirnya minta bantuan orang lain buat bantu buat keputusan.
Pengen buka usaha secepatnya, pengen ngejar karir ke arah barat, pengen nikah tahun depan, pengen jadi ibu rumah tangga aja, pengen sekolah lagi, pengen sekolah terus, pengen liburan jauh sama temen temen, pengen ikut komunitas sosial, pengen umroh, pengen pengen pengen
Sampai saat ini, semuanya masih sebatas pengen ketika dihadapkan realita. Berusaha realistis dan idealis sama sekali usaha yang bertentangan. In my opinion. Ketika ideal kita pengen usaha aja, otak realistis kita berontak "Yakin? Sudah ada pekerjaan tetap yg bisa jadi tumpuan, ngapain melepas dan memulai sesuatu yang kita ga tau ujungnya? Yang pasti pasti aja lah." Ideal kita tentu tidak tinggal diam, ikut berontak. "Ikut orang itu ga bebas waktu, usaha kita belum tentu dihargai sesuai." Realitanya, kerja tidak bisa dibuat part-time dan bikin usaha juga ga bisa main main.
Yang bisa dilakukan sekarang tinggal berdoa dan berusaha. Semoga yang dipengenin dan baik buat kita bisa terwujud. Pasrah aja dikasih jalan apa, karena yang diberikan itu memang yang terbaik untuk kita.
Do the best, let God takes the rest!