Balada Anak Tengah
Tulisan kali ini terinpirasi dari tidak lain dan tidak bukan adalah jang jang.... diriku sendiri. Krik krik.
Terlahir sebagai anak yang punya kakak dan adik membuatku secara alami memiliki predikat "anak tengah" (bukan jari tengah). Tepuk tangan gih.
Jadi anak tengah merasa lengkap karena punya kakak dan adik. Bisa manja-manja ke kakak dan tampil dewasa didepan adik.
Kata orang, anak tengah itu paling cemburuan. Karena eh karena. Kalah pesona sama anak pertama. Kalah lucu sama anak bungsu. Jadilah anak tengah yang tak nampak, tersembunyi dan tidak suka dibanding-bandingkan.
Berbicara anak ketiga.
Kata orang, anak ketiga itu beda dan keras kepala. Ada betulnya. Aku sering mengambil jalan dan melakukan tingkah yang beda dari kakak dan adikku. Sering tutup telinga mendengar "Menur aneh" atau "Menur ga jelas" atau "Ngapain kaya gitu sih". Seringnya ujung-ujungnya mereka setuju dan mendapati bahwa itu patut dilakukan. Hahaha. Percayalah, hasil lebih berbicara dibanding bualan. Action speaks louder than words.
Basa basi busuk.
Udah anak tengah, anak ketiga lagi!
Coba cari fakta anak tengah. Atau coba googling fakta anak ketiga. Njir, gue kombinasinya! Jadi mutan macem apa coba. Huff.
Oya, aku baru tau ternyata ada Middle Child Syndrom. Dan sadar bahwa ternyata aku pernah mengalami dulu masa-masa meninggalkan belasan tahun menuju kepala dua. Sekarang mah udah tua, ga boleh kaya anak kecil lagi. Masihlah ada bawaan anak tengah + anak ketiga. Cuman dengan tambahan kedewasaan (ah, masa).
Positifnya, kata mereka. Anak tengah itu peacemaker dan negosiator handal didunia. Hahahaha. Hei, anak tengah kita ga cuma bikin ricuh aja, bikin peace juga. Seimbanglah, tos dulu!
Salam anak tengah,
Menur - yang mau ujian semester (malah curhat)
2 respons :
miss ur blog posts!
azkaaa, miss u and ur blog posts also
Post a Comment