Permohonan Maaf
Maafkan sikapku yg dingin, cuek, kaku, dan blak-blakan.
Aku tak tau itu baik atau tidak, tapi yg jelas jauh dalam lubuk hatiku: perasaanku dalam
Bukan apa-apa, tak lebih hanya menyaring orang-orang yg dapat menerimaku apa adanya.
Dan betul, ketika kau dihadapkan dengan sikapku aku tidak melihat kebohongan dalam sikapmu. Matamu berkata semuanya. Jika kau tetap bertahan. Aku menemukan ketulusanmu untukku, pun aku akan memberikan ketulusanku.
Tapi maafkan aku sekali lagi, aku tidak mudah mengekspresikan apa yg kurasa. Tapi aku berusaha selalu ada, dalam nyata atau doa
Aku lebih menyukai lingkaran pergaulan kecil dengan perasaan dalam. Dimana didalamnya murni hubungan sosial saling memiliki, bukan karena ada kepentingan yg tiba-tiba menghilang ketika urusan sudah selesai.
Kalau kau suruh aku merayu, mebual, 'mengemas' kata-kata menjadi manis, bukan aku jagonya. Tapi aku siap melempar kritik & saran pedas untuk kebaikanmu. Meredam ego & ambisimu, untuk duduk manis menikmati apa yg kau punya sekarang.
Terakhir, walaupun aku terlihat tidak antusias tapi aku selalu suka mendengarmu bercerita.
Terima kasih atas pelajaran yg kau beri.
Thank you for your understanding.
Ya, memahamiku bukan hal mudah.
Tertanda,
Menur, manusia rumit
0 respons :
Post a Comment