Tuesday, March 19, 2024

hello again


Hi guys, long time no see! 
Maafkeun aku yang absen nulis sejak tulisan terakhir di 2019 karena apa ya wkwk, ya ga ada alasan sih ga nulis aja heheu

Tiba-tiba ada rasa pengen nengokin & nulis lagi disini. Well, ternyata kusadari nulis salah satu media stress realease buat aku. Tapi kenapa ya hiatusnya kelamaan wkwk

*bersihin sarang laba-laba*
Lagi posisi PW nih rebahan dikasur dengan seprai yang barusan diganti barusan jam 23.30 wkwk & ditemani lampu kamar yang temaram tapi belom bisa bobo, hiks. 

Btw, selamat beribadah banyak di bulan Ramadhan yaa. Semoga bisa konsisten menuhin target-target ibadah tahun ini & istiqomah sampai lebaran tiba, aamiin ya rab

Apa ya mau cerita mulai darimana ya heheu. 
Ga tau kayanya aku hari ini lagi seneng aja haha. Sesimple pulang dari rumah sakit masih liat matahari, lihat langit senja sore ini yang super indah, jalan depan stasiun palmerah yang ga nyumpel, balapan sama KRL yang ternyata digeber pake kecepatan 60 km/jam ga kekejar, dan yang paling bikin happy aku masih boleh puasa sama dokter! Hihihi

Lalalalilili curhat keluhan sakit ini itu
"Dok, saya puasa gapapa kan?"
"Gapapa, asal minum obat"
"OKEEE, MAKASI DOK"
Wiii, langsung keluar ruangan sambil senyum lebar walau ketutup masker :)

Sakit apa sih? Tar deh aku ceritain drama sakit perut ini detailnya di post lain heheu

Rencana sih nanti bakal nulis update rekap kehidupanku memulai merantau di awal 2021 sampai sekarang. Up & down nya, dominan down nya sih hahaha. But, aku belajar banyak dan sejauh ini memilih untuk menikmatinya walau kadang berat. Tapi kalau menilik kebelakang, aku pengen kasi standing applause buat diri sendiri atas apa yang ternyata bisa ya aku lewatin segala masalah. Dan selalu kagum sama solusi yang selalu Allah hadirkan buat aku. Alhamdulillah.

Berat, tapi bisa kan Nur? 
InsyaAllah bisa, berkat bantuan Allah

Duh kok udah ganti hari ya, mau siapin alarm dan bobo buat nanti sahur. Semoga bisa bangun yak wkwk. 

Sekian dulu yaa.
Babayyy, stay tune. See you again! :)

Regards,
Menur

Monday, October 21, 2019

#randomtalk #throwback


Setting:
Desember 2017
At the office
Office hour
--------------------
Situation: not using buttercup picture (Powerpuff girls member) as WhatsApp profile picture again after about more than a month

Tatiana : Mba, kok profile picture mu ga Powerpuff girls lagi
Me : Iya mba, aku udah capek menyelamatkan dunia

Yea, I randomly answer with that statement

Mari kita melihat dari dua sisi. 
1. You have your own life, you deserve to be happy for yourself.
2. Kalo bukan kita yang berbuat baik, siapa lagi? Kenapa tidak dimulai dari diri sendiri?

As a human, jangan lupa berbuat baik untuk dunia. But don't forget: yourself need you the most!

Friday, March 29, 2019

Yang sering terlupa


Hits banget diomongin dimana-mana "3 kata yang sering terlupa: tolong, maaf dan terima kasih"

Ditengah segala kehirukpikukan kerjaan yang menuntut pantang pulang sebelum petang, tiba-tiba muncul ide buat nulis ini. Ya karena kerjaan juga sih.

Ya, ngucapinnya susah-susah gampang. Lain cerita ketika sudah jadi kebiasaan yang tumbuh jadi kebutuhan. Tapi dewasa ini agaknya tiga kata itu mengalami degradasi makna. Jadi ringan sekali. Rasanya itu bukan hanya kata, tapi sarat makna.

Tolong
Entah kenapa orang yang minta tolong kadang jadi ga tau diri kalo dia posisinya minta tolong. Pemahaman cetek aku nangkepnya tolong itu sifatnya membantu, tanggung jawab penuh tetap berada pada tangan yang minta tolong. Kadang jadi lepas tanggung jawab dan "njagake". Beda jika "dipekerjakan"
Tapi ketemu orang yang kaya gitu membuat kita belajar ikhlas walaupun "ditindas".
Jangan lupa satu hal: ngaca, Nur. Jangan menghardik orang yg semena-mena minta tolong, kamu bisa aja diposisi mereka dan ga sadar.

Maaf
Kata ini jadi semakin murah saja ketika melihat public figure mengulangi kesalahan yang sama setelah meminta maaf. Pun, ga usah jauh-jauh: diri sendiri. Maaf terus, tapi melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya.
Dengerin tuh, Nur.
Tapi anehnya, sulit juga memaafkan & berdamai dengan diri sendiri. Dan ujung-ujungnya berakibat sampai kurang bersyukur dengan apa yang dipunyai. Ckckck.

Terima kasih
Orang ga tau terima kasih. Sering terjadi di kota-kota besar. Eh ga ding semua daerah. Kacang lupa kulit. Ku akui, berterima kasih itu paliiiiing sulit. Aku sedang mempelajari ini secara mendalam. Doakan ya. Metode yang aku gunakan dimulai dari bagaimana cara aku berterima kasih kepada orang yang sudi menerima & menyayangi aku dan orang-orang yang bersedia membantu aku. Meluangkan waktu bersama dan membalas kebaikan dengan mengungkapkan rasa terima kasih dengan tindakan & perhatian. Walau kadang aku suka kehilangan arah gimana tindakannya. Misal ingat temen/keluarga juga butuh ketika membeli barang. "Oh si doi suka ini, beliin aah" Atau "materiil" pada kasus yang memang pantas dan tidak merendahkan untuk diberi. Yaa walaupun dompetku belum pernah tebal, berbagi bikin lebih bahagia kok. Percayalah. Aku sedang yakin bahwa hemat tu ga pangkal kaya. Karena hemat beda tipis sama pelit. Hahaha. Tapi tetap, menabung & investasi itu perlu.

Huff...
Ringan dibibir, susah ditindakan
Makanya aku paling salut dan kagum pada orang yang "sumbut karo omongane" alias apa yang dikatakan berbanding lurus dengan tindakan.

Semoga pelajaran sulit 1000 sks ini bisa kulalui dengan hasil predikat yang baik, aamiin :)

With love,
Menur

Tuesday, November 13, 2018

Sebuah Pengakuan Karena Keresahan


Judulnya ga banget ya? Hahaha, gw juga geli. Tapi tulisan ini memang berisi pengakuan yang didasari atas keresahan.

Well, tarik nafas. Fyuhh
Aku mengaku: I still single, dan belum memilih seseorang untuk berencana ke tahap selanjutnya sampai detik aku nulis ini
Keresahan ini sudah berlangsung lama. Dari ceplosan macem-macem yg dulu bodo amat, tapi sekarang jadi bikin mikir.

"Apelin Menur aaah. Eh tapi mesti udah ada yang apelin"
"Cieee, chatan sama siapa sih seneng banget gitu"
"Nur, semalem jalan sama cowo mana lagi?"

Atau percakapan di forum
A: "Kenapa sih aku terus yang dicomblang-comblangin, Menur tu lhoo"
B: "Jangan, dia udah ada yg punya"
Aku: "Emang kesannya gitu ya?"
B: "Iya"
Jleb
-
A: "Tu lho, kamu sama Menur aja"
B: "Jangan, dia udah ada yg punya"
Dan berakhir dengan pembicaraan hangat yg tiba-tiba kehilangan topiknya
-
----
Yup, itu beberapa percakapan yg aku terima dari beberapa cowo-cowo.
Entah, aku juga bingung kenapa bisa memberi kesan ternyata sikapku menunjukkan kalo aku: udah ada yg punya. Ga tau, I feel like strong and confident enough to walk alone. Mungkin itu. Sekuat-kuat dan semandiri-mandirinya aku, jujur aku tetep butuh banget support dari seorang lelaki. Selalu adem dan kagum aja kalo dinasehatin cowo. Sampe sebel sendiri kalo tiba-tiba baper dan pengen peluk, tapi takut salah bersikap. Eh malah curcol. Hahahaha.

Well,
Demi mencapai targetku #2020JadiIstri aku mendeklarasikan tulisan ini. Eh tapi kalo lebih cepet ya ga masalah. Dan kenapa diblog? Yes, karena yg baca sengaja mampir pengen baca bukan kaya di social media yg dipaksa baca.

Terakhir, aku lagi suka qoute ini:
"Seseorang mestinya memutuskan bersama orang lain karena menemukan keutuhan nya tercermin. Bukan ketakutannya akan sepi." Lagi-lagi tulisan dari Dee.

Doakan aku yaa, disegerakan bertemu dengan tulang rusukku.

Tertanda,
Menur, yg udah ada pengen nikah

Thursday, November 1, 2018

Permohonan Maaf


Maafkan sikapku yg dingin, cuek, kaku, dan blak-blakan.

Aku tak tau itu baik atau tidak, tapi yg jelas jauh dalam lubuk hatiku: perasaanku dalam
Bukan apa-apa, tak lebih hanya menyaring orang-orang yg dapat menerimaku apa adanya.
Dan betul, ketika kau dihadapkan dengan sikapku aku tidak melihat kebohongan dalam sikapmu. Matamu berkata semuanya. Jika kau tetap bertahan. Aku menemukan ketulusanmu untukku, pun aku akan memberikan ketulusanku.

Tapi maafkan aku sekali lagi, aku tidak mudah mengekspresikan apa yg kurasa. Tapi aku berusaha selalu ada, dalam nyata atau doa

Aku lebih menyukai lingkaran pergaulan kecil dengan perasaan dalam. Dimana didalamnya murni hubungan sosial saling memiliki, bukan karena ada kepentingan yg tiba-tiba menghilang ketika urusan sudah selesai.

Kalau kau suruh aku merayu, mebual, 'mengemas' kata-kata menjadi manis, bukan aku jagonya. Tapi aku siap melempar kritik & saran pedas untuk kebaikanmu. Meredam ego & ambisimu, untuk duduk manis menikmati apa yg kau punya sekarang.

Terakhir, walaupun aku terlihat tidak antusias tapi aku selalu suka mendengarmu bercerita.

Terima kasih atas pelajaran yg kau beri.
Thank you for your understanding.
Ya, memahamiku bukan hal mudah.

Tertanda,
Menur, manusia rumit